Profesionalisme
Wartawan Infotainment
Setiap bentuk informasi yang kita
dapat dari media-media massa, tentunya itu tidak lepas dari jasa seorang
wartawan. Entah itu informasi mengenai politik, hiburan, dan lain sebagainya.
Wartawan bertugas untuk mencari dan menyebarkan berita sesuai dengan fakta yang
terjadi dan kaidah-kaidah jurnalistik. Lalu bagaimana dengan wartawan yang
bergerak di bidang infotainment yang selalu menyajikan berita-berita
sensasional dan terkadang melanggar kaidah-kaidah serta kode etik jurnalistik.
Sebelum kita melangkah lebih jauh membahas wartawan infotainment, ada baiknya
kita mengetahui apa itu wartawan dan wartawan infotainment. Wartawan adalah
orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat
kabar, majalah, radio, dan televisi. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 11 Tahun
1996 Pasal 1 dan 3 dengan jelas disebutkan bahwa: “ Kewartawanan ialah pekerjaan/
kegiatan/ usaha yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyiaran
dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan lain-lain sebagainya
untuk perusahaan, radio, televisi dan film”. Infotainment merupakan gabungan
kata dari infotainment dan entertainment. Sama halnya dengan wartawan lainnya,
jika wartawan lainnya memberikan informasi publik, seperti berita politik,
kasus korupsi, ekonomi, dan lain sebagainya, wartawan infotainment juga
bertugas mencari berita dan disuguhkan kepada khalayak. Hanya yang berbeda dari
mereka adalah wartawan infotainment menyajikan hiburan berupa berita mengenai
kehidupan orang-orang yang terkenal, terutama yang bekerja pada dunia industri
hiburan seperti pemain sinetron, pemain film, penyanyi, dan lain sebagainya.
Infotainment memiliki ciri khas penyampaian yang unik. Infotainment awalnya
bermula dari John Hopkins University (JHU), Baltimore, Amerika Serikat.
Universitas ini terkenal dengan riset kedokterannya dan aktivisme sosialnya di
negara-negara berkembang. Untuk mendukung sukses misi kemanusiaan JHU di bidang
kesehatan, JHU membuat konsep yang dapat mengubah perilaku secara positif. Dari
konsep tersebut menghasilkanlah infotainment. Namun infotainment sekarang ini,
lebih mendorong kepada hal-hal yang cenderung negatif. Seperti menyebarkan
informasi yang tidak benar atau gosip, dan juga cara pencarian beritanya sering
kali melanggar kaidah-kaidah serta kode etik jurnalistik. Hampir semua stasiun
televisi menyajikan informasi mengenai kehidupan seorang selebriti. Tayangan
infotainment selalu muncul berbarengan dengan adanya produksi sinetron, dan
lain sebagainya. Infotainment dijadikan sebagai alat pendongkrak popularitas
bagi para selebriti.
Wartawan infotainment selalu dikejar
oleh deadline dari perusahaan, mengingat tugasnya adalah mencari berita seputar
kehidupan artis, menjadikannya kurang atau tidak mematuhi kaidah-kaidah serta
kode etik jurnalistik. Wartawan infotainment sering dianggap melanggar hak
kehidupan seseorang atau biasa kita sebut privasi. Karena wartawan infotainment
selalu menerobos kode etik jurnalistik dalam menghormati privasi seseorang di
setiap siarannya. Wartawan infotainment terkadang mencari-cari kesalahan dalam
pembuatan berita. Melebih-lebihkan permasalahan seseorang atau dramatisasi, dan
juga bisa menjadi api dalam sebuah permasalahan, seperti kasus yang baru-baru
ini melibatkan putra Ahmad Dhani dengan seorang pengacara. Bahkan hingga KPI
(Komisi Penyiaran Indonesia) melayangkan peringatan kepada salah satu stasiun
televisi swasta yang hampir setiap hari menyajikan berita antara putra Ahmad
Dhani dengan seorang pengacara tersebut. Wartawan infotainment terkadang suka
membesar-besarkan masalah pada permasalahn yang tidak patut untuk di
besar-besarkan, karena itu hanya akan memicu kemelut suatu permasalahan yang
baru bagi kedua belah pihak. Wartawan infotainment bahkan tidak di anggap oleh
beberapa Aliansi, seperti Aliansi Jurnalistik Independen (AJI), karena mereka
tidak menyebarkan informasi publik. Permasalahannya adalah untuk menyandang
profesi wartawan, dalam UU No 40/99 Pasal 7(2) menyatakan bahwa “ wartawan
memiliki dan menaati kode etik jurnalistik”.
Sebagian besar wartawan infotainment banyak yang tidak mematuhi dan sering mengabaikan kode etik jurnalistik. Jika kita cermati, dalam penayangan berita infotainment sering kali lebih banyak menonjolkan maalah-masalah pribadi selebritis. Sehingga infotainment tersebut berisikan gosip belaka dan bukan fakta, serta isu-isu yang terjadi pada seseorang. Membuat pemikiran seseorang terhadap orang tersebut menjadi negatif atau lain sebagainya. Seperti teori agenda setting sesuai dengan pemikiran peneliti yang menduga bahwa peran media massa cukup besar untuk mempengaryhu pikiran khalayak melalui penekanan berita yang disampaikan. Media massa digunakan sebagai alat untuk mengonstruksi area kognitif audiensnya sehingga mereka mau mengubah pandangan-pandangan yang dianut ataupun meneriman perspektif baru. Media infotainment selalu mengulang-ngulang berita gosip, maka akan menumbuhkan pandangan baru bagi khalayak kepada sang selebriti. Memang gemerlap kehidupan seorang selebriti selalu mengundang ketertarikan khalayak. Tapi itu tidak sepatutnya di tayangkan jika sudah mulai melanggar privasi. Privasi seorang selebriti selalu menjadi sorotan yang paling ampuh bagi wartawan infotainment. Ini mengundang ketidak nyamanan bagi semua pihak. Berita yang ditampilkan infotainment selalu mengenai permasalahan kawin, cerai, masalah percintaan, bahkan hingga konflik keluarga sang artis pun turut menjadi makanan bagi pemburu berita yang bergerak di bidang infotainment, bahkan wartawan infotainment lebih tau segalanya dibanding siapa pun.
Permasalahan yang seharusnya tidak boleh dimunculkan, malah dimunculkan. Terkadang sang artis sendiri merasa risih jika privasi nya sudah di bongkar oleh wartawan infotainment. Banyak artis yang melaporkan wartawan infotainment kepada pihak kepolisian karena merasa hak-haknya diambil oleh mereka. Maka dari itu, beberapa aliansi atau lembaga masih memperdebatkan status wartawan infotainment sebagai wartawan karena belum mematuhi kode etik jurnalistik. Seharusnya sebagai wartawan harus bisa bersikap profesional dan juga lebih memahami kode etik atau etika seorang jurnalis. Maka dari itu, beberapa aliansi atau lembaga masih memperdebatkan status wartawan infotainment sebagai wartawan karena belum mematuhi kode etik jurnalistik.Seharusnya sebagai wartawan harus bisa bersikap profesional dan juga lebih memahami kode etik atau etika seorang jurnalis. Memahami dan menaati kode etik bisa membuat seorang pemburu berita atau wartawan menjadi lebih terorganisir dan terkendali, menjadi lebih profesional dalam pencarian beritanya.
Sebagian besar wartawan infotainment banyak yang tidak mematuhi dan sering mengabaikan kode etik jurnalistik. Jika kita cermati, dalam penayangan berita infotainment sering kali lebih banyak menonjolkan maalah-masalah pribadi selebritis. Sehingga infotainment tersebut berisikan gosip belaka dan bukan fakta, serta isu-isu yang terjadi pada seseorang. Membuat pemikiran seseorang terhadap orang tersebut menjadi negatif atau lain sebagainya. Seperti teori agenda setting sesuai dengan pemikiran peneliti yang menduga bahwa peran media massa cukup besar untuk mempengaryhu pikiran khalayak melalui penekanan berita yang disampaikan. Media massa digunakan sebagai alat untuk mengonstruksi area kognitif audiensnya sehingga mereka mau mengubah pandangan-pandangan yang dianut ataupun meneriman perspektif baru. Media infotainment selalu mengulang-ngulang berita gosip, maka akan menumbuhkan pandangan baru bagi khalayak kepada sang selebriti. Memang gemerlap kehidupan seorang selebriti selalu mengundang ketertarikan khalayak. Tapi itu tidak sepatutnya di tayangkan jika sudah mulai melanggar privasi. Privasi seorang selebriti selalu menjadi sorotan yang paling ampuh bagi wartawan infotainment. Ini mengundang ketidak nyamanan bagi semua pihak. Berita yang ditampilkan infotainment selalu mengenai permasalahan kawin, cerai, masalah percintaan, bahkan hingga konflik keluarga sang artis pun turut menjadi makanan bagi pemburu berita yang bergerak di bidang infotainment, bahkan wartawan infotainment lebih tau segalanya dibanding siapa pun.
Permasalahan yang seharusnya tidak boleh dimunculkan, malah dimunculkan. Terkadang sang artis sendiri merasa risih jika privasi nya sudah di bongkar oleh wartawan infotainment. Banyak artis yang melaporkan wartawan infotainment kepada pihak kepolisian karena merasa hak-haknya diambil oleh mereka. Maka dari itu, beberapa aliansi atau lembaga masih memperdebatkan status wartawan infotainment sebagai wartawan karena belum mematuhi kode etik jurnalistik. Seharusnya sebagai wartawan harus bisa bersikap profesional dan juga lebih memahami kode etik atau etika seorang jurnalis. Maka dari itu, beberapa aliansi atau lembaga masih memperdebatkan status wartawan infotainment sebagai wartawan karena belum mematuhi kode etik jurnalistik.Seharusnya sebagai wartawan harus bisa bersikap profesional dan juga lebih memahami kode etik atau etika seorang jurnalis. Memahami dan menaati kode etik bisa membuat seorang pemburu berita atau wartawan menjadi lebih terorganisir dan terkendali, menjadi lebih profesional dalam pencarian beritanya.
Komentar
: menurut saya memang wartawan infotainment terkadang suka melebihkan
berita-berita tentang artis. Baik itu berita tidak benar maupun benar
terjadinya berita tersebut, tapi menurut saya walaupun seorang artis sudah menjadi sekuensinya untuk di beritakan tentang kehidupan
pribadinya. seharusnya mereka wartawan punya batasan untuk menggosipkan si artis
dimana semua orang harus tau tentang kehidupan pribadinya. Terkadang artis yang
di bicarakan menjadi risih karna beritanya tidak benar atau di lebih-lebihkan.
Kebanyakan dari wartawan selalu
mencari-mencari kesalahan atau berita yang menurut mereka menarik untuk di
perbincangkan tapi tidak pantas untuk semua orang tahu. Memang sudah menjadi
pekerjaan mereka mencari informasi yang sedang buming patut di bicarakan akan
menjadi trending topic. Kadang wartawan dibutuhkan oleh beberapa artis tertentu
untuk menaikan popularitas artis tersebut untuk lebih tenar di tv.
Diharapkan wartawan infotaiment
lebih baik untuk menyampaikan berita tentang artis dan tidak menyimpang
beritanya. Karena kita sebagai peminat lebih untuk ingin tau tenang artis yang kita
sukai atau bahasa biasanya “ngefans” , ingin tau yang berita terbarunya yang
benar-benar terjadi kehidupan artis tersebut. Karena selain dari berita
infotaiment kita tidak bisa mengetahui berita terbaru dari artis tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar