Pertumbuhan
ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi makro, dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat
indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi perlu
diukur sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional dan sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negeri oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya. Dalam pertumbuhan
ekonomi badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2015
sebesar 4,71 persen.
Angka
ini turun 0,5 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama
tahun lalu yang mencapai 5,21 persen. “Jika dibandingkan dengan
kuartal IV 2014, angka pertumbuhan ekonomi turun 0,18 persen,” kata Kepala BPS
Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Selasa, 5 Mei 2015. Suryamin
menyebutkan setidaknya tiga penyebab utama perlambatan ekonomi pada kuartal I
2015 ini. Faktor pertama adalah perlambatan ekonomi yang juga dialami negara
mitra dagang utama Indonesia. Ia mengatakan Cina pun mengoreksi pertumbuhan
ekonominya dari 7,4 menjadi 7,0 persen.
Begitu juga dengan Singapura yang mengoreksi
pertumbuhan ekonominya dari 4,9 menjadi 2,1 persen. “Tentu ini berpengaruh pada
kinerja perdagangan kita,” kata dia. Faktor kedua adalah melemahnya harga
minyak dunia yang dinilai juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Terakhir,
kata Suryamin, penyebab melambatnya ekonomi nasional adalah kinerja ekspor dan
impor yang turun pada kuartal I 2015.
0 komentar:
Posting Komentar